Tragedi Siswa SMP Tersengat Listrik di Rooftop SMA Frateran Surabaya: Dugaan Kelalaian Muncul

SURABAYA – Peristiwa tragis menimpa Steven, siswa SMP Katolik Angelus Custos Surabaya, yang meninggal akibat tersengat listrik di area rooftop SMA Katolik Frateran Surabaya, pada 28 Maret 2025 silam. Insiden yang terekam kamera pengawas (CCTV) tersebut kini menuai perhatian publik, memunculkan pertanyaan apakah kejadian ini merupakan kecelakaan murni atau akibat kelalaian pihak sekolah.

Pihak SMA Katolik Frateran, melalui kuasa hukumnya, menyampaikan bahwa insiden tersebut merupakan sebuah musibah yang tidak dapat dihindari. Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh kuasa hukum keluarga korban, Evy Sukarno, yang mewakili lima orang saksi sekaligus teman korban.

Menurut Evy, insiden tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai kecelakaan semata. Ia menilai terdapat unsur kelalaian dari pihak sekolah, khususnya terkait pengawasan dan prosedur keselamatan. Evy menyebut bahwa kegiatan Uprak PJOK di rooftop dilakukan atas instruksi dari Wakil Kepala Sekolah.

“Kejadian ini seharusnya bisa dicegah. CCTV yang terpasang seharusnya diawasi oleh operator atau guru. Tidak ada pengawasan maupun pendampingan dari pihak sekolah selama kegiatan berlangsung,” ujar Evy dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Evy menjelaskan bahwa para siswa sebelumnya telah meminta izin kepada Wakil Kepala Sekolah untuk menggunakan rooftop karena lapangan sekolah tengah digunakan oleh siswa jenjang atas. Mereka juga telah melapor kepada petugas keamanan sebelum memasuki area sekolah, namun tidak mendapatkan peringatan terkait bahaya di area tersebut.

Keterangan para saksi juga membantah pernyataan pihak sekolah yang menyebut korban tersengat setelah menginjak pipa AC yang mengelupas. Menurut saksi mata, kondisi pipa kabel AC di lokasi kejadian memang sudah rusak dan mengelupas sejak sebelum insiden terjadi.

“Para saksi menolak klaim bahwa peristiwa ini murni kecelakaan. Mereka menilai ada kelalaian dalam perawatan fasilitas serta kurangnya penerapan standar keselamatan kerja di lingkungan sekolah,” lanjut Evy.

Para saksi dan keluarga korban berharap agar pihak sekolah melakukan evaluasi menyeluruh guna meningkatkan keselamatan siswa. Mereka juga mendesak Dinas Pendidikan dan pihak berwenang lainnya untuk melakukan investigasi menyeluruh atas kasus ini.

Tragedi ini menjadi sorotan publik dan menegaskan pentingnya pengawasan serta pemeliharaan fasilitas pendidikan, guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil investigasi lebih lanjut kini dinantikan untuk mengungkap fakta di balik peristiwa tersebut.