SPTP dan TPS Inisiasi Bank Sampah di Perak Barat, Dorong Kepedulian Lingkungan dan Ekonomi Sirkular Warga
SURABAYA — Upaya mendorong kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ekonomi sirkular terus dilakukan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) bersama anak usahanya, PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Salah satu langkah konkretnya diwujudkan melalui pendirian Bank Sampah “Gotong Royong” di wilayah RW 3, Kelurahan Perak Barat, Surabaya.
Bank sampah ini mulai beroperasi pada Januari 2025 dan berlokasi di kawasan lapangan sepak bola Colombo, Jalan Ikan Dorang No. 46. Keberadaan program tersebut merupakan hasil penjajakan dan dialog intensif antara Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) TPS dengan warga setempat, yang mengedepankan pendekatan partisipatif.
Dalam kurun dua bulan pertama, Bank Sampah Gotong Royong berhasil mengumpulkan 826 kilogram sampah anorganik dengan nilai ekonomis mencapai Rp1,3 juta. Adapun jenis sampah yang dikumpulkan meliputi kertas, kardus, botol, hingga galon air mineral bekas. Menariknya, galon bekas menjadi jenis sampah yang paling diminati karena memiliki nilai jual tinggi setelah diolah menjadi produk kreatif.
“Pot hasil daur ulang dari galon ini laku hingga Rp15.000 per buah. Selain unik, produknya juga ramah lingkungan dan banyak dicari,” ujar Rusli, salah seorang pengelola bank sampah.
Ketua RW 3, Haryanto, dipercaya sebagai ketua pengelola program ini. Struktur organisasi pengelolaan pun telah dibentuk, lengkap dengan fasilitas pendukung seperti gudang dan alat pres sampah. Selain itu, warga juga mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah agar program berjalan secara berkelanjutan.
Program ini turut mengadopsi teknologi digital melalui pemanfaatan aplikasi SIKELAPA (Sistem Kelola Sampah). Aplikasi tersebut memungkinkan masyarakat untuk mengelola penukaran sampah secara digital, serta terintegrasi dengan berbagai layanan publik, seperti pembayaran pajak kendaraan, tabungan emas Pegadaian, hingga penukaran sampah menjadi sembako.
“TPS konsisten mendukung pelaksanaan program TJSL yang diinisiasi oleh SPTP. Keberadaan Bank Sampah ini merupakan bagian dari kontribusi kami terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam menciptakan komunitas yang berkelanjutan,” kata Erika Asih Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS.
Menurut Erika, program ini juga menjadi wujud nyata penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar. Model keberhasilan pengelolaan Bank Sampah Induk Berkah di wilayah Sukomanunggal menjadi inspirasi dalam pelaksanaan program ini.
Sebagai informasi, TPS merupakan operator terminal peti kemas yang melayani kegiatan ekspor dan impor di Surabaya. Hingga caturwulan pertama 2025, TPS mencatat arus peti kemas mencapai 498.727 TEUs, baik untuk layanan domestik maupun internasional.
Dengan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, SPTP dan TPS berharap program ini mampu menjadi model pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas yang dapat direplikasi di wilayah lain.