Leani Ratri Akui Ketatnya Persaingan di Indonesia Para Badminton International 2025: “Semua Pemain Top Turun”
SOLO – Pertarungan sengit mewarnai babak perempat final Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang berlangsung di GOR Indoor Manahan, Solo, Jumat (31/10/2025). Salah satu andalan Indonesia, Leani Ratri Oktila, mengungkapkan bahwa edisi tahun ini terasa jauh lebih berat karena hanya diikuti para pebulutangkis elite dunia.
Turnamen yang berstatus Grade 2 Level 1 tersebut mempertemukan para pemain dari jajaran 10 besar dunia, membuat atmosfer persaingan menjadi semakin intens. Ratri—peraih emas Paralimpiade Paris 2024—mengatakan bahwa fokus dan konsentrasi tinggi dibutuhkan sejak awal pertandingan.
“Beda banget dengan turnamen biasa. Di sini semua yang turun itu pemain papan atas, jadi tidak ada waktu untuk main santai,” ujarnya.
Ratri turun di tiga nomor sekaligus Tunggal Putri SL4, Ganda Putri SL3–SU5 bersama Khalimatus Sadiyah, dan Ganda Campuran SL3–SU5 berpasangan dengan Hikmat Ramdani. Meski jadwal padat, ia tetap optimis dapat menorehkan hasil terbaik serta menjaga dominasi Indonesia.
“Kami sudah latihan intens sejak jauh hari, tinggal menjaga kondisi dan fokus di lapangan,” tambahnya.
Menurut Ratri, kontingen India menjadi lawan paling berat di kompetisi kali ini, terutama di sektor ganda putri. Ia juga menyebut pasangan Chirag Baretha/Mandeep Kaur sebagai duet yang patut diwaspadai.
“Hari ini saja saya main empat kali. Capek pasti, tapi itu bagian dari perjuangan. Setelah sempat absen di beberapa event, saya ingin tampil maksimal agar ranking bisa naik lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Hikmat Ramdani menilai turnamen tahun ini lebih menantang dibanding edisi sebelumnya. Sejak babak awal, tempo permainan sudah tinggi dan nyaris tak memberi ruang untuk beristirahat.
“Kalau dulu di level 2 masih bisa agak santai, tapi sekarang dari babak awal harus langsung gas penuh,” katanya.
Dari sisi penonton, Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun, memberikan apresiasi besar terhadap perjuangan para atlet. Ia menilai turnamen ini menjadi ajang penting untuk mengukur kesiapan menuju Paralimpiade mendatang.
“Event ini luar biasa, penyelenggaraannya juga sangat berkelas. Fokus kami bukan hanya medali, tapi juga perolehan poin agar lebih banyak atlet Indonesia lolos ke Paralimpiade,” jelasnya.
Meski tanpa target khusus, Senny tetap percaya diri Indonesia mampu meraih hasil membanggakan.
“Kami optimis bisa membawa pulang dua hingga tiga medali emas. Yang penting tampil maksimal dan berikan yang terbaik,” tutupnya.


 
							 
							