Industri 4.0 Gubernur Jatim Ajak Maba UM Surabaya Sinergikan “social Capital” dan “Intelektual Capital”

Surabaya – Ditengah gempuran digital Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak 2.035 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk mensinergikan social capital dan intelektual capital agar dapat menciptakan lebih banyak inovasi.

Intelektual capital menjadi bagian yang sangat penting, ketika berbicara perkembangan digital dan social digital menjadi pendukung dari berbagai riset.

“Sinergi di antara social capital dan intelektual capital ini mudah-mudahan bisa terus memberikan penguatan Hari ini kita berada di kampus, maka yang harus kita bangun adalah social capital yang luar biasa diikuti dengan intelektual capital,” kata Khofifah saat membuka Mastama, Ordik dan Expo UKM (MOX) UM Surabaya, Senin (26/09/22)

Menurut dia, sinergi antara social capital dan inteleltual capital dapat menjadi kekuatan yang luar biasa ketika membuat inovasi maupun riset.

“Nah, sekarang kekuatan social capital dan intelektual capital di Jawa Timur ini luar biasa. Menyinkronkan itu supaya inovasi-inovasi selalu muncul, kemudian berbagai riset-riset yang bisa memberikan efektifitas dan efisiensi seluruh proses layanan publik, kalau bagi pemerintah, itu menjadi sangat penting. Bagi industri juga menjadi sangat penting,” ujarnya.

Pada pembukaan MOX kali ini, ribuan maba UM Surabaya juga membuat Surat digital yang dikirim ke presiden. Dengan cara memakai aplikasi yang diberi nama “Bima Aps”. Bima Aps merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang diakses oleh mahasiswa untuk menuliskan pesan harapan tentang perlindungan data pribadi yang akan membentuk typography art dalam bentuk wajah presiden.

Rektor UM Surabaya Dr. Sukadiono, M.M., mengatakan sebelum menuliskan pesan tersebut, ribuan mahasiswa menyaksikan film sebagai bentuk edukasi yang berjudul “Teror”.

Film teror adalah film pendek yang diproduksi UM Surabaya terkait ratusan data mahasiswa yang bocor menjelang MOX.

“Film ini adalah bentuk social experience secara langsung yang melibatkan lebih dari 100 mahasiswa yang terkena teror terkait informasi hoaks menjelang MOX,” tutur Suko.

Suko menjelaskan, kasus Bjorka dan kebocoran data masyarakat hingga pemerintah marak terjadi dalam kurun waktu satu bulan terakhir perlu mendapatkan penanganan yang serius.

“Di samping menjadi tanggung jawab semua pihak, kesadaran menjaga data diri di ruang digital ini harus terus kita galakkan. Kebijakan-kebijakan pemerintah seperti adanya RUU Perlindungan Data Pribadi saat ini mendesak untuk segera disahkan, karena dapat menjadi payung hukum yang lebih kuat,” katanya.

Dia menambahkan kegiatan MOX akan digelar pada 26 September hingga 2 Oktober 2022 yang bebas dari perploncoan. Selain itu, MOX mengedepankan kreativitas hingga kolaborasi serta project sosial yang berdampak besar pada masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *