Puluhan Siswa di Tawangmangu Alami Gejala Keracunan, Lima Dirujuk ke RSUD Karanganyar

KARANGANYAR — Suasana belajar di sejumlah sekolah di Kecamatan Tawangmangu mendadak berubah panik pada Kamis (9/10/2025). Sedikitnya 68 siswa dari tingkat SD hingga SMP harus mendapatkan perawatan medis akibat diduga mengalami keracunan makanan MBG berupa nasi goreng.

Para siswa tersebut dilaporkan mengalami gejala serupa, mulai dari mual, muntah, nyeri perut, hingga sesak napas setelah jam makan. Petugas Puskesmas Tawangmangu segera bergerak setelah menerima laporan sekitar pukul 10.30 WIB.

“Awalnya kami mendapat kabar ada beberapa anak yang muntah dan mengeluh nyeri perut. Saat tim datang ke sekolah, jumlahnya terus bertambah hingga belasan anak dan harus segera dibawa ke Puskesmas,” ujar Kepala Puskesmas Tawangmangu, Sulityo Wibowo, kepada wartawan.

Penanganan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama terdiri dari 22 siswa SD yang langsung mendapat perawatan intensif di Puskesmas. Setelah observasi sekitar dua jam, sebagian besar kondisinya membaik dan diizinkan pulang.

Tak lama berselang, gelombang kedua menyusul. Sekitar 41 siswa SMP juga mengalami gejala serupa, seperti pusing, lemas, dan mual. Beberapa di antaranya bahkan mengalami dehidrasi cukup berat.

“Kami tangani sesuai kondisi. Ada yang cukup dengan oralit, tapi beberapa harus dipasangi infus. Lima siswa dengan dehidrasi berat kami rujuk ke RSUD Karanganyar karena fasilitas di Puskesmas terbatas,” tambah Sulityo.

Pihak Puskesmas telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar untuk mengambil sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan. Sampel tersebut tengah diuji di laboratorium untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Siti Wagiyan, mengaku panik setelah mengetahui putrinya menjadi korban.

“Saya tahu dari tetangga, bukan dari sekolah. Langsung ke puskesmas, alhamdulillah anak saya sekarang sudah pulih,” ujarnya lega.

Hingga Kamis sore, tidak ada penambahan pasien baru, dan seluruh siswa yang sempat dirawat sudah mendapatkan penanganan sesuai prosedur. Pihak sekolah dan dinas kesehatan kini menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab utama dugaan keracunan massal tersebut.