Mengawali Tahun 2023, Pemkot Madiun Gelar Penanaman Hutan Masa Depan

Madiun – Mengawali tahun 2023 Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun terus berupaya untuk menjaga generasi, merawat bumi dengan cara menggelar Penanaman Hutan Masa Depan bagi anak yang baru lahir.

Diluas lahan 18 hektar di Kecamatan Manguharjo Minggu (1/1/2023), Wali Kota Madiun Maidi mengajak sejumlah murid sekolah dasar setempat melakukan penghijauan,bersama orang tua yang baru melahirkan untuk melakukan penanaman pohon produktif.

Menurut Maidi, progam satu nak satu pohon ini inisiasi karena bencana alam ditengah cuaca ektrem, dengan menamai masing masing tanaman pohonnya dengan nama bayi, yang baru saja lahir pada tahun ini. Para orang tua kelak mendapatkan tanggung jawab juga untk merawatnya.


“kita mengajak masyarakat madiun terutama orang tua yang baru memiliki bayi baru lahir, kemudian ditambahkan namanya si anak pada sebuah tanaman ini. Selain alam kita terjaga, kondisi tanah juga lebih produktif,” ujar Maidi.

Walikota Madiun Maidi Mencium Bayi dan Membantu menyematkan nama ke salah satu pohon

Masih menurutnya, dari data rumah sakit bersalin bayi yang baru lahir jumlahnya setiap hari cukup banyak. Dengan program ini, bayi yang tumbuh juga akan diberengi pertumbuhan tanaman yang nantinya hasilnya bisa dimiliki oleh si anak. “begitu tanaman sudah berbuah, maka dapat memenuhi kebutuhan si anak, buahnya juga bisa ambil.” Jelasnya.

Lebih jelas, menurut orang nomer satu di pemkot madiun. Pohon yang sudah ditanam bakal dirawat oleh orang tuanya. Setiap ulang tahun si buah hati diajak melihat tanamannya bertumbuh. Disamping buahnya bisa dinikmati, pastinya perekonomiannya menjadi bagus.
“Kalau sudah tumbuh besar menjadi hutan, maka lahan akan kami lebarkan. Jadi semuanya harus merawat bumi dan menjaga generesi. Nantinya di tiga kecamatan akan kami sediakan hal serupa. Lahan yang tidur bakal dimanfaatkan untuk mendukung program ini,” terangnya.

Pemerintah juga menyiapkan penghargaan bagi anak yang sudah melakukan penaman. Tidak hanya itu saja, Maidi, juga mengakatnya sebagai duta lingkungan.

“Perawatannya 4 sampai 5 tahun. Bahkan bayi bayi ini akan menjadi duta lingkungan, mengenalkan pohon yang ditanam kepada teman temannya. Sehingga semua daerah akan merawat. Jadi merawat tanaman ini sama dengan merawat buah hatinya,” tuntas Maidi.

Sementara itu, Suko Widodo, peneliti pada Pusat Studi Transformasi Sosial dan Pembangunan, Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR) Mengapresiasi program itu, sebab selaras dengan konsep tujuan pembangunan berkelanjutan/ sustainable depelompment goals atau SDG’s.

“Gagasan itu layak untuk didukung, dan bisa dijadikan Program nasional”. ujar Suko

Alasannya, program itu mengandung nilai lingkungan hidup, ekonomis dan partisipasi publik.

”Ketika polusi di bumi yang banyak. Maka pilihannya adalah langkah penanaman hutan masa depan. Saya kira hasilnya mendukung buat tahun 2045 mencetak generasi emas. Mengingat ini juga bagian memulai pembangunan untuk masa depan,” pungkas Suko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *