UM Pamerkan 45 Produk Inovasi Mahasiswa Tepat Guna
SURABAYA – Sebanyak 45 inovasi karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) selama Kuliah Kerja Nyata (KKN) dipamerkan dalam penutupan di Gedung At-Tauhid Tower pada Selasa (30/8/22)
Inovasi ini merupakan hasil karya dari 45 kelompok mahasiswa KKN yang tersebar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) di 6 daerah.
Keenam daerah tersebut meliputi Surabaya, Pamekasan, Jombang, Lumajang, Lamongan dan Bojonegoro. Sedangkan Pembagian komposisi mahasiswa di masing-masing wilayah tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah tersebut.
Rektor UM Surabaya Sukadiono menyampaikan rasa bangganya atas pengabdian mahasiswa UM Surabaya yang telah mengimplementasikan ilmu dan menciptakan inovasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan di masyarakat.
“Produk inovasi yang dihasilkan mahasiswa KKN tahun ini sangat beragam. Tidak hanya berkutat pada produk makanan maupun kecantikan, hasil inovasi mahasiswa juga berupa teknologi tepat guna yang dipakai sesuai kebutuhan masyarakat,”ujar Suko.
Suko berharap produk inovasi yang dihasilkan menjadi salah satu solusi bersama masyarakat untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu Kepala LPPM UM Surabaya Dede Nasrullah, menambahkan bahwa tahun ini ada 45 produk inovasi untuk desa.
“Tahun ini kami mengusung tema Bangkit dan Berkarya Menuju Masayarkat Berdaya. Syukur 45 inovasi telah dihasilkan mahasiswa KKN UM Surabaya selama pengabdian di desa,”jelasnya.
Beberapa produk inovasi karya mahasiswa diantaranya inovasi pengering udang rebon, Nom-nom sinom anti stunting, inovasi limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair, peta digital: jelajah Senduro Semeru, pasta gigi herbal, alat pembakar sampah rendah emisi, the kulit salak, diet sampah plastik, produk inovasi olahan ikan asin dan inovasi menarik lainnya.
Dede menegaskan, dengan tercipatnya inovasi yang telah dihasilkan mahasiswa UM Surabaya artinya mahasiswa telah mempunyai pengalaman bekerja melalui keterlibatan masyarakat secara langsung yakni menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi masalah pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner.
“Selama KKN tentu mahasiswa akan lebih menghayati kondisi, serta peka terhadap permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat sehingga mengharuskan mereka untuk berpikir kritis dan memecahkan suatu masalah berdasarkan ilmu dan teknologi,”kata Dede lagi.
Ia juga berharap setelah dilaksanakan kegiatan ini perguruan tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang dapat berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang dilakukan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.