Puskakom Rilis Hasil Penelitian Transformasi Digital Daerah 3T Yang Membutuhkan Kurikulum Digital
Surabaya – Pemerataan pembangunan terlebih di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar) sangat dibutuhkan. Tak hanya literasi digital, namun yang dibutuhkan kurikulum digital.
Hal itu, disampaikan seminar bertemakan ‘Kajian Transformasi Digital dan Dampaknya’ yang digelar oleh Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Surabaya pada Sabtu, 19 November 2022.
Peneliti Puskakom Candika Wira Angga memaparkan dari hasil kajian timnya di Sorong, Permasalahan infrastruktur, internet, dan kondisi masyarakat menjadi kendala transformasi digital.
“Hal ini yang masih harus dibenahi dan diperhatikan oleh pemerintah,” kata Candika.
Dari segi infrakstrukturnya yang harus diperhatikan ialah bagaimana pemerataan dan kestabilan akses internet agar bisa diterima oleh masyarakat. “Disorong sudah ada internet tapi memang belum stabil dan di beberapa daerah juga masih sulit untuk mengaksesnya,”jelasnya.
Disamping itu, kurang literasi SDM atau masyarakatnya, internet menjadi sarana yang mempermudah untuk mengakses konten pornografi dan penyebaran berita-berita hoaks.
“Hal ini kami sebut dengan degradasi moral, ada sikap pengekangan kepada orang tua akibat konsumsi konten-konten tersebut,”terangnya.
Untuk itu, menurut penelitian pembangunan SDM dan infrakstruktur harus dilakukan berbarengan untuk menuju kesiapan pembangunan transformasi digital. Mengenai infakstruktur pihaknya menyerahkan kepada pemerintah dengan program-program yang telah disiapkan.
“Kalau SDM yang dibutuhkan tentu saja kurikulum digital, kurikulum ini bukan hanya terkait pengetahuan tapi juga masalah etika digital, kesadaran digital, dan kesiapan lingkungannya,”ungkapnya.
Tambahnya, mengenai kurikulum Candika bersama timnya kedepan juga akan merancang kurikulum yang bisa disampaikan disekolah dan luar sekolah.
“Sehingga kurikulum tersebut nantinya bisa dibahas diluar sekolah. Itu sedang kami bahas dan persiapkan,”jelasnya.
Untuk diketahui, paparan ini pun disambut dengan diskusi oleh akademisi, mahasiswa dan masyarakat yang hadir dalam seminar tersebut.