Serukan Demokrasi Yang Bersih, Gemas’D Gelar Aksi Damai Di Untag Surabaya

Surabaya – Munculannya gimik politik untuk merebut simpati dan hati para calon pemilih pemula dan pemilih muda seperti selepet, gemoy, dan salam Hunger Games menuai banyak protes dari para mahasiswa. Kali ini, sejumlah mahasiswa yang tergabung Dalam Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi (Gemas’D) yang bertempatkan di Untag Surabaya menyuarakan aspirasi terkait dinamika politik dengan mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi. Kegiatan yang dihadiri 3.000 mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Timur, yang berkumpul sejak pukul 11.00 WIB hari ini, Rabu (6/12).

Aksi damai ‘Selamatkan Demokrasi’ mengundang berbagai orator dan aktivis demokrasi seperti Butet Kartaredjasa, Eros Djarot, Alifurrahman S Asyari, Presiden BEM UI, Seno Baskoro, Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Pada kesempatan ini, Butet menyampaikan kegiatan ini memberikan ruang bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk memahami kondisi demokrasi saat ini. “Saya yakin bahwa mahasiswa yang hadir di acara ini adalah pemilik masa depan yang akan menyelamatkan konstitusi bangsa dan negara,” ungkapnya.

Dalam suasana yang penuh semangat, peserta yang berasal dari mayoritas Badan Eksekutif Mahasiswa lintas universitas di Jawa Timur, dan anggota masyarakat yang saling bertukar aspirasi dan ide untukmemperkuat demokrasi, yang mengeksplorasi isu-isu krusial, termasuk tantangan terkini yang dihadapi oleh demokrasi Indonesia. “Sebarkan berita dan sampaikan pada masyarakat Indonesia bahwa demokrasi tidak boleh dijadikan alat untuk memenuhi nafsu kekuasaan,” ujar Eros Djarot.

Eros Djarot juga menegaskan perlunya berani mengawal visi meningkatkan pemahaman masyarakat pentingnya menjaga dan mengawal demokrasi sebagai landasan utama bagi pembangunan berkelanjutan. “Kita harus berani dan tegas dalam menjaga dan mengawal demokrasi, terutama menghadapi pemilu Februari mendatang,” tegasnya dalam orasinya.

Sementara itu, Presiden BEM UI — Melki Sadang Huang yang sebagai salah satu dari perwakilan BEM di lintas universitas dengan lugas menyatakan bahwa aksi ini bertujuan untuk menunjukkan keterlibatan aktif dalam menyuarakan kekhawatiran terhadap demokrasi Indonesia saat ini. “Melalui aksi ini, kami berharap dapat menunjukkan keterlibatan masyarakat dalam pemilihan yang akan datang dan menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi demokrasi saat ini,” jelasnya.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi titik awal diskusi yang lebih mendalam mengenai demokrasi, tetapi juga sebagai dorongan bagi partisipasi aktif dan kolektif dalam menjaga serta memperjuangkan nilai-nilai demokrasi di masa depan. Selain menyampaikan aspirasi dan kekhawatiran, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pameran seni, termasuk penampilan musik yang memainkan lagu perjuangan, serta pertunjukan seni yang mengangkat tema demokrasi.