Gagal Sahkan RAPBD 2025, 44 Anggota DPRD Jadi Sorotan Dalam Diskusi Publik Bertajuk ‘Gagal Sahkan RAPBD TA 2025, DPRD Kota Solo Makan Gaji Buta’
SOLO – Gagalnya pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran (TA) 2025 Kota Solo menjadi sorotan masyarakat luas. Sebanyak 44 anggota DPRD Kota Solo kinerjanya dinilai buruk karena belum bekerja secara maksimal selama 4 bulan terakhir pasca dilantik menjadi wakil rakyat.
Kinerja buruk wakil rakyat ini, dibahas dalam forum diskusi publik yang bertajuk ‘Gagal Sahkan RAPBD TA 2025, DPRD Kota Solo Makan Gaji Buta’ di Kelana Coffe Solo, Jumat (6/12/2024) Malam dengan menghadirkan dua nara sumber yakni Pakar hukum tata negara Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof.Sunny Ummul Firdaus dan Dosen Fakultas Hukum UNS DR. Waluyo.
Penginisiasi acara, Guntur Wahyu Nugroho melihat gagalnya pembahasan RAPDB 2025 hingga batas akhir pada 30 November 2024 lalu otomatis mengancam kepentingan publik dan mengancam program yang telah dicanangkan Wali Kota terpilih.
“Akhirnya kita akan tersandra memang akhirnya kita akan tersandra karena program-program dalam proyek belanja modal itu tidak bisa segera dieksekusi. Lalu bagaimana nanti program visi-misi Wali Kota terpilih,” uajrnya saat diwawancarai setelah forum diskusi.
Guntur menambahkan diskusi ini adalah untuk mengirimkan pesan kepada para anggota dewan agar dinamika politik yang terjadi di internal di DPRD tidak berimbas kepada kewajiban mereka sebagai wakil rakyat untuk menyelesaikan pembahasan RAPBD.
“Di media sosial, media massa kita bisa kita bisa ini kan membaca oh ternyata ini soal dinamika tarik menarik bagi-bagi jatah komisi ternyata. Oke nggak apa-apa bagi jatah komisi kan perlu kompromi perlu diselesaikan itu kan perlu kekuasaan tapi jangan sampai dong ketika kalian tarik menarik lalu akhirnya juga lupa waktu dan juga tidak mengesahkan kerah bibit ini, kan konyol sekali. Nah kami concern di disitu,” kata dia
Kegagalan pemabahasan RAPBD Kota Solo sendiri terjadi dikarenakan persoalan alat kelengkapan (alkap) tidak lengkap. Komisi-komisi yang merupakan hal fundamental di DPRD belum terbentuk sejak para anggota DPRD Solo dilantik pada Agustus 2024 lalu hingga saat ini.
Mantan Anggota DPRD Kota Solo 2019-2024 Fraksi PDIP, Ginda Ferachtriawan menyoroti kinerja anggota DPRD Solo yang terkesan tidak bekerja selama 4 bulan belakangan. Gagalnya DPRD membentuk alkap dengan cepat membuat banyak hal tidak bisa dioptimalkan. Ia pun meminta agar para anggota DPRD Solo menyampaikan situasi internalnya kepada masyarakat secara terbuka.
“Komisi belum bisa memanggil dinas-dinas karena belum ada komisi misalnya dan seterusnya dan seterusnya. Jadi banyak hal yang tidak bisa dioptimalkan makanya kami hanya menanyakan ayolah teman-teman dewan sampaikan apa yang terjadi terkait apa yang terjadi beberapa hari ini jangan terlalu banyak drama lah,” kata dia.
Pakar hukum tata negara Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof.Sunny Ummul Firdaus memandang dinamika politik yang terjadi di DPRD Solo mengalami perubahan yang signifkan sehingga menyebabkan kegagalan dalam proses pembentukan APBD tepat waktu. Peristiwa itu bisa dilihat dari sudut pandang positif dan negatif.
“Positifnya, kemudian masyarakat respect. Masyarakat sekarang jadi aware ingin tahu tentang APBD. Dan ini saatnya DPRD transparan kepada masyarakat. Masyarakat kan tidak berpikir bermacam-macam alasan kok gak selesai-selesai. Kalau itu sudah dijelaskan dan itu adalah persoalan politik, masyarakat akan melihat kinerja dan itu mempengaruhi elektabilitas masing-masing anggota DPRD 5 tahun ke depan,” terang dia.
Namun demikian, Prof Sunny menilai bahwa dengan adanya keterlambatan itu otomatis mengindikasikan adanya pengelolaan keuangan daerah yang tidak berkualitas.
“Kualtias pengelolaan daerah itu dinilai dari segi disiplin. Indikatornya kan di situ. Dengan tidak disiplin menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang tidak berkualitas. Tetapi kita kan tidak tahu isinya. Kalau dibahas isinya dengan tepat sesuai inikan menunjukkan pengelolaannya baik dari segi timing waktu,” tutup dia.